Penulis Oleh : Khoirul Fajri (Wakil Pimpinan Redaksi nusantara9news.com)
Terjadinya perubahan tradisi budaya dalam konteks perkembangan global sulit dihindari. Dalam konteks hubungan itu, dimensi pendidikan sebagai wahana transformasi pewarisan budaya efektif mengangkat taraf kehidupan bangsa tanpa meninggalkan kearifan lokal yang sudah mapan sekaligus berperan sebagai transformasi nilai-nilai ritual dalam pendidikan.
Pengintegrasian nilai-nilai budaya dan kearifan lokal dalam proses pendidikan diharapkan bahwa siswa/mahasiswa akan mengkonstruksikan pengetahuan atau menanam benih-benih nilai positif dalam dirinya sebagai hasil “pemikiran” dan interaksinya dalam konteks sosial-budaya yang mengepung dan mengkondisikannya.
Siswa atau mahasiswa diharapkan mampu menciptakan makna yang baik dan benar bagi dirinya berdasarkan interaksi antara pengetahuan yang telah dimiliki, diketahui, dan dipercayai; dengan gejala, gagasan, atau informasi baru yang diperoleh di dalam proses pendidikan yang ditempuhnya.
Oleh karena itu, nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang dimaksud harus dihadirkan dalam kelas pembelajaran/perkuliahan. Pelaksanaan pembelajaran berbasis kearifan lokal yang memberikan pemahaman, pengapresiasian, dan sebagai wadah untuk menanamkan nilai-nilai karakter yang ada dalam budaya tersebut serta memberikan pemahaman bahwa budaya adalah identitas yang harus dijaga dan ditanam dalam pemikiran, karakter, serta nilai-nilai luhur yang menjadi pondasi kuat bangsa Indonesia.
Penempatan nilai-nilai kearifan lokal sebagai konteks pendidikan berpotensi mendekatkan dan menyadarkan peserta-didik terhadap lingkungan kehidupannya: dari adat istiadat dan benda-benda budaya tempat nilai-nilai itu melekat dan bersemayam di dalamnya.
Dengan demikian, strategi penghadiran lingkungan budaya merupakan bagian dari proses penanaman benih dan panen nilai. Ketika siswa/mahasiswa berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan (budaya), sesungguhnya mereka sedang berada dalam peristiwa belajar.
Lingkungan budaya merupakan sebuah wadah untuk mendapatkan pengalaman -pengalaman baru. Kearifan lokal yang diintegrasikan dalam praksis pendidikan akan menciptakan pengeksplorasian bagi siswa atau mahasiswa dalam memahami dan menghayati nilai tertentu.
Mereka tidak hanya memahami,mengetahui, tetapi juga ikut menghayati dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Ketika hasil penggalian dan pengembangan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal ditautkan dengan pengintegrasian dalam pendidikan kepada siswa atau mahasiswa sebagai cara atau metode untuk mempelajari suatu konsep tertentu.
Belajar dengan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal meliputi pemanfaatan beragam hal yang inheren di dalamnya: menjadi media pembelajaran dalam proses belajar, menjadi konteks dari contoh-contoh tentang konsep atau prinsip, serta menjadi konteks penerapan prinsip atau prosedur tertentu.
Ketiga, pendidikan melalui nilai-nilai budaya dan kearifan lokal merupakan strategi yang memberikan kesempatan kepada siswa/mahasiswa untuk menunjukkan pencapaian pemahaman atau makna yang diciptakannya melalui beragam perwujudan budaya yang berbasis nilai-nilai budaya dan kearifan lokal tertentu. “Produk-produk” budaya yang diwujudkan siswa/mahasiswa, misalnya saja poster, karangan, lukisan, lagu, ataupun puisi yang bertema nilai-nilai budaya dan kearifan lokal tertentu, dapat diperhitungkan untuk melihat seberapa jauh peserta-didik memperoleh pemahaman proses tertentu, dan seberapa besar kreativitasnya dalam rangka pencapaian kompetensi tertentu.
Selain itu, peserta didik dapat melestarikan dan memperkenalkan budaya dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sebagai wujud menunjukan jati diri bangsa sebagai identitas bangsa. Proses transformasi yang berkesinambungan menjadi imperatif untuk dilaksanakan dan ditanamkan dalam kehidupan peserta didik.
Tujuannya adalah menyiapkan sebuah habitat agar figur-figur yang terlibat di dalamnya mampu menghayati nilai lokal, dan sekaligus agar masyarakat memiliki kedalaman budaya yang memadai.
Potensi budaya kita bisa menjadi industri kreatif yang kompleks, selain dari wadah identitas yang tertanam nilai-nilai luhur namun poten budaya lokal bisa dijadikan sebagai pondasi kuat sebagai aset wisata yang mampu memberikan taraf kehidupan masyarakat yang maju dan berkembang. Namun tidak juga melupakan untuk memberikan contoh kepada para wisatawan bahwa ini adalah indetitas kita, ini adalah karakter kita dan tunjukan kepada mereka bukan hanya budaya sebagai objek wisata untuk mencari subjek material saja melainkan budaya ini sudah melekat dan tertanam dalam kehidupan masyarakatnya.
Sehingga peserta didik mampu mengolah, melestarikan, dan menjadikan potensi daerah sebagai perbaiakan taraf kehidupan masyarakat di sekitar dalam isitilah lain adalah industri kreatif dnegan mengkontruksikan budaya sebagai wadah pariwisata yang memberikan gambaran nilai-nilai luhur bangsa serta sebagai tujuan untuk mentranformasikannya seusai dengan kebutuhan dan perkembangannya sehingga kita siap dan mampu menghadapi era globalisasi dengan tetap mempertahankan identitas budaya bangsa.