Nusantara9News.com, Cirebon –
Banyak teori tentang kepemimpinan dan di sana terdapat berbagai aspek untuk menilai hasil kerjanya, salah satu aspek untuk menimbang keberhasilannya adalah seberapa besar memberi inspirasi dan mempengaruhi prilaku orang di sekitarnya.
H. Suherman, sebagai tokoh masyarakat Cirebon, warga Desa Balarante, Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon menilai sosok tersebut lebih dari sekedar warisan yang ditinggalkannya.
“Umat beragama biasanya akan menempatkan sosok nabinya sebagai model. Bagi umat Islam, sosok pemimpin yang dianggap paling ideal adalah Nabi Muhammad. Bahkan para sejarawan pun mengakui akan kehebatan sosok Muhammad sebagai penggubah sejarah dunia.” ujarnya.
Ia menjelaskan, salah satu tolok ukurnya terlihat dalam keberhasilannya memberi inspirasi para sahabat yang tadinya hidup dalam kultur jahiliah, lalu berubah drastis menjadi figur-figur tercerahkan. Jadi, untuk menimbang kehebatan sosok Muhammad sebagai pemimpin, lihat saja kualitas orang-orang di sekitarnya. Abu Bakar, Umar, Usman, Ali, dan sekian sahabat lainnya (bukan murid, tetapi sahabat) berubah dari asuhan tradisi jahiliah menjadi pribadi-pribadi cinta ilmu, bersemangat berkurban demi rakyat, dan senantiasa menjunjung tinggi moralitas agung.
“Logika berpikir ini mari kita terapkan untuk menimbang sosok pemimpin di Indonesia sejak dari bupati, wali kota, gubernur sampai presiden. Kualitas seorang pemimpin akan terlihat dari kualitas orang-orang di sekitarnya.” imbuhnya.
Selain itu, H. suherman menerangkan, jalan pikiran, tutur kata, tingkah laku, dan bahkan gaya pidato seorang pemimpin akan menginspirasi anak buah. Coba perhatikan Bung Karno. Banyak orang terinspirasi dan termotivasi oleh retorika dan semangat nasionalisme yang menggelegar, bahkan getarannya ikut menggerakkan pemimpin negara Asia -Afrika untuk bangkit melawan imperialisme.
“Bung Karno membuat para diplomat kita waktu itu bangga dan tampil percaya diri dalam pergaulan dunia. Pendeknya, Bung Karno berhasil menciptakan rasa bangga dan percaya diri bagi warga Indonesia. Lain Bung Karno lain lagi Pak Harto. Pak Harto bisa saja diposisikan sebagai penerus dan penerjemah Bung Karno dalam format teknokratik-operasional dalam membangun ekonomi bangsa.” tuturnya.
Sementara secara bersamaan, Ketua Umum Putra Daerah Majalengka Bersatu, Uyun Saeful Uyun SE, MM mengaku akan terus fokus menggarap suara milenial di Jawa Barat terutama tokoh masyarakat dan warga lainnya. Melihat sosok seorang pemimpin selalu rendah diri dan mau berkorban untuk orang banyak juga peduli sesama.
“Bukan berarti menilai tidak ada sosok yang mampu untuk menjadi pemimpin di Kabupaten Cirebon, mengingat akan kondisi yang belum lama terjadi yaitu terjeratnya persoalan korupsi. Maka dari itulah sosok seorang pemimpin dinilai dalam tahap krisis.” ungkapnya.
Uyun Saeful Uyun, berpendapat dan mengapresiasi apa yang dilontarkan oleh H. Suherman. Oleh karena itu, sosok tersebut akan mengusung seorang putra daerah asli dari Kabupaten Cirebon untuk menjadi seorang pemimpin selanjutnya.
“Sebut saja, sosok yang dimaksud yaitu seorang sahabat yang sudah teruji selama dikenalnya. Dia adalah Charly Van Houten, dan saya percaya dirinya akan mampu untuk itu.” pungkasnya. ** (Red/gitz)