NUSANTARA9NEWS.COM, INDRAMAYU, –
Hari Pers Nasional (HPN) 2020 di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat menggelar pelatihan penulisan jurnalistik tingkat dasar. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) NU Indramayu gandeng Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Indramayu di Kampus STKIP NU Indramayu. Senin, (17/02/2020)
Mengusung tema “Membentuk Kreatifitas Jurnalis di Era 4.0,” pemateri oleh Ketua PWI Indramayu Agung Nugroho S.H dan diikuti sebanyak 230 peserta yakni mahasiswa serta pelajar tingkat SMA/SMK sederajat wilayah Indramayu dan Cirebon.
Ketua STKIP NU Indramayu, Tobroni M, Pd.,M.,Si mengatakan, sangat mengapresiasi atas ide dan inisiasi mahasiswa dengan menghadirkan para pelajar sehingga bisa berlangsung kegiatan ini.
“Peran pelajar di Era 4.0 diharapkan dapat mengetahui sekaligus meningkatkan wawasan khusus di bidang jurnalistik dan dapat menyaring memilih juga mengetahui informasi yang benar serta menanggal banyaknya berita bohong atau hoax yang kian hari semakin menjamur liar di sejumlah media sosial,” ujarnya.
Menurutnya, karena hal tersebut sudah ada sejak dahulu saat manusia pertama diciptakan bahwa berita palsu atau hoax sudah muncul saat ketika iblis mengimingi Nabi Adam AS untuk memakan buah khuldi agar kekal abadi.
“Dalam acara penulisan ini peserta mendapatkan pengetahuan mengenai cara menulis sampai menyajikan berita dengan sesuai dan memberikan informasi secara aktual.” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua PWI Indramayu Agung Nugroho (Jurnalis Pikiran Rakyat) menambahkan, wartawan itu tidak harus hanya kecepatan tapi dia juga harus bisa mengadalkan ketepatan isi dalam pemberitaan yang disajikan.
“Ini yang pertama kali dan mudah-mudahan akan menjadi tradisi untuk tahun-tahun berikutnya, karena memang pengetahuan mengenai jurnalisme itu penting disampaikan kepada anak-anak terutama mahasiswa,” harapnya.
Lanjut ketua PWI, karena sekarang informasi tidak lagi menjadi monopoli dari wartawan dan pelatihan semacam ini dalam konteks memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswa agar mereka memiliki keterampilan ketika menulis informasi berita yang sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik.
Dari pantauan, sepanjang acara peserta belajar bersama mengenai cara penulisan dan pelatihan jurnalistik, seperti menulis berita juga diberikan pemahaman cara membedakan antara berita yang palsu (hoax) atau bukan dengan cara mengecek beritanya di kanal halaman yang sudah terferivikasi. ** (Agung Joyo Mulyono )