Nusantara9News.com, Majalengka –
Beban media massa di era informasi zaman millenial seperti sekarang semakin berat. Kalangan jurnalis pun dituntut harus semakin profesional.
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Barat, Hilman Hidayat mengungkapkan, tugas media massa kini bergeser, salah satunya sebagai pengklarifikasi informasi-informasi yang beredar di media sosial.
“Seperti disampaikan Presiden Jokowi saat peringatan Hari Pers Nasional (HPN) di Surabaya, 60% masyarakat saat ini kembali ke media mainstream. Berbeda dengan media sosial yang rentan dengan hoaks, media massa menjalankan kaidah-kaidah jurnalistik di mana ada upaya cek dan ricek,” papar Hilman saat malam puncak peringatan HPN tingkat Kabupaten Majalengka di Majalengka, Jumat (15/2/2019) malam.
Berita-berita bohong (hoaks) yang berseliweran di media sosial selanjutnya menjadi salah satu topik pemberitaan media massa. Tugas media mainstream dalam hal ini menangkal hoaks.
Di era informasi seperti sekarang, pertumbuhan media massa sendiri terbilang luar biasa. Hilman menyebut, berdasar data Dewan Pers, terjadi pertumbuhan media massa yang luar biasa, khususnya media massa daring (online).
“Data Dewan Pers, pertumbuhan media massa online mencapai 43.200 se-Indonesia. Jumlah itu terbesar sedunia,” ujarnya.
Imbas dari pertumbuhan itu, jumlah pekerja pers atau wartawan pun menggelembung. Saat ini diketahui sedikitnya 200 ribu wartawan di Indonesia.
Sayangnya, pertumbuhan media massa dan perkembangan jumlah wartawan tak sebanding dengan lulusan jurnalistik. Karena itu, Dewan Pers mensyaratkan wartawan mengikuti Uji Kompetensi Wartawan (UKW).
“Kalau wartawan tak profesional, saya tidak bisa membayangkan informasi seperti apa yang keluar,” tutur Hilman lagi.
Dia menjamin, PWI dan organisasi kewartawanan lainnya komitmen menggelar UKW. Untuk PWI Jabar, dari sekitar 800 anggotanya, sedikitnya 600 orang telah lulus UKW.
“UKW bentuk peningkatan mutu dan kualitas wartawan Indonesia,” tegasnya.
Pada malam puncak peringatan HPN itu sendiri, hadir Bupati Majalengka, Karna Sobahi. Dalam kesempatan itu, Karna menyampaikan, media massa berperan besar dalam proses pembangunan di Majalengka, khususnya.
“Sehebat apapun hasil yang diperoleh pemda, sulit diterima masyarakat kalau tidak ada layanan perantara, yakni pers,” katanya.
Pemkab Majalengka pun bertekad mengembangkan kerjasama dengan pers. Dia memandang, hasil-hasil pembangunan di Majalengka harus diketahui masyarakat hingga ke pelosok desa.
Terlebih, sambungnya, saat ini Majalengka tengah menjadi perhatian nasional. Hal itu seiring dengan langkah gubernur Jabar yang telah menjadikan Majalengka sebagai kawasan sentra terpadu di Jabar dengan adanya mega proyek Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka.
“Selain sebagai sarana publikasi, pers juga berperan di bidang pendidikan. Pers bisa membuat masyarakat melek huruf dan meningkatkan minat baca masyarakat,” tambahnya.
Dia pun berharap, PWI Kabupaten Majalengka sebagai penyelenggara serangkaian kegiatan HPN itu, dapat mengembangkan diri dan menjadi alat ukur kecerdasan masyarakat Majalengka.
Saat malam puncak peringatan HPN, sejumlah orang dari berbagai kalangan di Majalengka dianugerahi penghargaan oleh PWI Majalengka. Bupati Karna Sobahi, Kapolres Majalengka, AKBP Mariyono, Dandim 0617/Letkol Arm. Novi Herdian, atlet karate nasional asal Majalengka, Lala Dyah Pitaloka, dan 11 orang lainnya.
Selain Ketua PWI Jabar dan Bupati Majalengka, hadir pula dalam kesempatan itu sekda, muspida, dan Kepala Badan Pengembangan Bahasa Kemendikbud RI, Dadang Sunendar. Selain penganugerahan penghargaan, dilakukan pula pelantikan pengurus PWI Majalengka oleh Hilman. ** (Sigit)